Dulu, waktu masih kecil, orang tua, guru ngaji
sampai guru di sekolah seringkali menceritakan surga itu dengan gambaran yang
indah-indah sehingga membuat hati tentram dan senang. Sementara saat mereka
menceritakan neraka, mereka menggambarkannya dengan begitu seram dan menakutkan
sehingga membuat hati dan pikiran menjadi takut bahkan enggan mendengarkannya.
Secara naluriah, memang manusia sangat menyukai
hal-hal yang membuatnya tenang dan nyaman sehingga dirinya merasa aman.
Sebaliknya, ia tidak akan menyukai hal-hal yang menakutkan dan membuatnya
terancam. Hal ini nampaknya dialami hampir oleh semua orang. Meski satu sisi
kadang-kadang ada yang tidak seperti demikian.
![]() |
Ilustrasi Surga dan Neraka. Foto: islamidia.com |
Apapun itu. Bahwa surga dan neraka adalah dua buah
tempat di alam pasca dunia ini berakhir nanti telah digambarkan sedimikian rupa
dalam al-Qur’an. Akan tetapi, kadang-kadang ceritra soal surga dan neraka
seringkali digambarkan dalam bentuk kesenangan dan ancaman yang ekstrem, yang
cenderung menghilangkan makna substansi dari surga dan neraka itu.
Habib Quraish Shihab menjelaskan bahwa benar memang
al-Qur’an mencitrakan tentang surga dan neraka untuk merangsang orang agar
berbuat baik dan menghindari kejahatan, tetapi isi al-Qur’an tidak hanya menekankan
pada kedua aspek ini (surga dan neraka). Menurutnya, yang ditekankan oleh
al-Qur’an adalah ada tiga aspek lain yang mestinya hal tersebut lebih
ditekankan kepada masyarakat, lebih-lebih kepada anak-anak.
Penting diketahui bahwa yang ditekankan Al-Qur’an
itu terkait beberapa aspek. Pertama, menjelaskan tentang manusia, bagaimana
asalnya, bagaimana kalau dia angkuh, bagaimana kalau dia taat, bagaimana untuk
mendapatkan kebahagiaan dalam hidup. Yang kedua, dia mengajarkan agar manusia memperhatikan
alam raya, pun dengan ilmu pengetahuan yang dipelajari agar mengantarkan anak
sadar bahwa ada Tuhan.
Ketiga, adalah kisah-kisah dalam Al-Qur’an, dan poin
ini menurut Habib Quraish sangat menarik. Kenyataanya terlalu banyak dalam
masyarakat berkembang sesuatu yang dilebih-lebihkan tentang Al-Qur’an. Padahal
mestinya yang ditonjolkan dari al-Qur’an yang menyangkut Allah adalah sifat
kasih-Nya, rahmat-Nya.
Menurut Habib Quraish, jalan menuju surga itu luas,
maka hendaknya manusia berjalanlah di tengah jangan di pinggir agar tidak
terjatuh. Dan alangkah baiknya jika surga itu diisi oleh banyak orang sehingga
ramai.
Menurut Habib Quraish, takut kepada neraka adalah
sesuatu yang wajar, karenanya kalau orang takut, dia harus selalu berusaha mencari
sebab-sebab untuk dia agar tidak takut. Karena itulah, penting untuk dipahami, seorang
anak harus diajari taat kepada hukum dan undang-undang berdasarkan keyakinan
bukan karena ketakutan karena ditakut-takuti.
“Segungguhnya hari kiamat itu akan datang Aku merahasiakan
(waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan.”
QS. Thaahaa: 15
0 Komentar