Apa Kata al-Qur’an Soal Surga dan Neraka?

Oleh: Deni Gunawan
Dulu, waktu masih kecil, orang tua, guru ngaji sampai guru di sekolah seringkali menceritakan surga itu dengan gambaran yang indah-indah sehingga membuat hati tentram dan senang. Sementara saat mereka menceritakan neraka, mereka menggambarkannya dengan begitu seram dan menakutkan sehingga membuat hati dan pikiran menjadi takut bahkan enggan mendengarkannya.

Secara naluriah, memang manusia sangat menyukai hal-hal yang membuatnya tenang dan nyaman sehingga dirinya merasa aman. Sebaliknya, ia tidak akan menyukai hal-hal yang menakutkan dan membuatnya terancam. Hal ini nampaknya dialami hampir oleh semua orang. Meski satu sisi kadang-kadang ada yang tidak seperti demikian.
Ilustrasi Surga dan Neraka. Foto: islamidia.com
Apapun itu. Bahwa surga dan neraka adalah dua buah tempat di alam pasca dunia ini berakhir nanti telah digambarkan sedimikian rupa dalam al-Qur’an. Akan tetapi, kadang-kadang ceritra soal surga dan neraka seringkali digambarkan dalam bentuk kesenangan dan ancaman yang ekstrem, yang cenderung menghilangkan makna substansi dari surga dan neraka itu.

Habib Quraish Shihab menjelaskan bahwa benar memang al-Qur’an mencitrakan tentang surga dan neraka untuk merangsang orang agar berbuat baik dan menghindari kejahatan, tetapi isi al-Qur’an tidak hanya menekankan pada kedua aspek ini (surga dan neraka). Menurutnya, yang ditekankan oleh al-Qur’an adalah ada tiga aspek lain yang mestinya hal tersebut lebih ditekankan kepada masyarakat, lebih-lebih kepada anak-anak.

Penting diketahui bahwa yang ditekankan Al-Qur’an itu terkait beberapa aspek. Pertama, menjelaskan tentang manusia, bagaimana asalnya, bagaimana kalau dia angkuh, bagaimana kalau dia taat, bagaimana untuk mendapatkan kebahagiaan dalam hidup. Yang kedua, dia mengajarkan agar manusia memperhatikan alam raya, pun dengan ilmu pengetahuan yang dipelajari agar mengantarkan anak sadar bahwa ada Tuhan.

Ketiga, adalah kisah-kisah dalam Al-Qur’an, dan poin ini menurut Habib Quraish sangat menarik. Kenyataanya terlalu banyak dalam masyarakat berkembang sesuatu yang dilebih-lebihkan tentang Al-Qur’an. Padahal mestinya yang ditonjolkan dari al-Qur’an yang menyangkut Allah adalah sifat kasih-Nya, rahmat-Nya.

Menurut Habib Quraish, jalan menuju surga itu luas, maka hendaknya manusia berjalanlah di tengah jangan di pinggir agar tidak terjatuh. Dan alangkah baiknya jika surga itu diisi oleh banyak orang sehingga ramai.

Menurut Habib Quraish, takut kepada neraka adalah sesuatu yang wajar, karenanya kalau orang takut, dia harus selalu berusaha mencari sebab-sebab untuk dia agar tidak takut. Karena itulah, penting untuk dipahami, seorang anak harus diajari taat kepada hukum dan undang-undang berdasarkan keyakinan bukan karena ketakutan karena ditakut-takuti.

“Segungguhnya hari kiamat itu akan datang Aku merahasiakan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan.
QS. Thaahaa: 15

*Seri Habib Quraish Shihab #5

Posting Komentar

0 Komentar