Kita pasti familiar dengan
hadis yang menyebut bahwa saat anak berusia 10 Tahun tapi belum juga mau sholat
maka boleh atau bahkan wajib dipukul. Bunyi
hadis itu adalah, “perintahkan anak-anak untuk melaksanakan sholat ketika ia
berumur tujuh tahun, dan pukullah ketia ia sudah berusia 10 tahun.” (HR.
Abu Dawud, at-Tirmidzi)
Orang tua seringkali
menggunakan hadis ini sebagai legitimasi untuk memaksa anak sholat dengan cara
memukul saat usia sudah memasuki 10 tahun. Akan tetapi, apakah hal tersebut
akan berdampak baik bagi si anak atau tidak? Tentu, ibadah, bagaimanapun harus
dilakukan secara ikhlas. Jika ibadah dipaksakan kepada anak apalagi dengan cara
kekerasan, tentu akan berdampak buruk bagi psikis si anak.
![]() |
Ilustrasi. Foto: http://kupang.tribunnews.com |
Terkait persoalan ini Habib
Quraish Shihab menjelaskan, apakah benar Islam mengajarkan untuk memukul anak
agar sholat? Menurutnya, hal itu sudah dipastikan tidak benar. Di Al-Qur’an tidak
terdapat satupun ayat yang mengatakan demikian. Karenanya memukul anak supaya
mau sholat mestinya tidak dijadikan legitimasi bagi orang tua untuk memaksa
anaknya.
Perlu diketahui, menurutnya, memang
ada hadis yang berbicara demikian, tapi kita harus bijak memahami kata memukul (dharabah)
dalam hadis tersebut, orang yang berjalan di bumi, berjalan, itu juga dinamai
memukul. Dalam berbagai cerita hadis, nabi adalah orang yang sayang luar biasa
kepada anak. Pun kata (dharabah) juga berarti orang yang mendendangkan
lagu di telinga anaknya juga dikatakan ‘memukul-mukul telinganya’.
Habib Quraish menjelaskan, dulu
ada seorang anak sejak kecil bersama nabi, ketika dewasa dia berkata, “saya
10 tahun bersama Nabi, tidak pernah beliau menegur saya pada saat saya
melakukan kesalahan”. Ini memiliki pengertian bahwa pada saatnya dia tidak
ditegur, namun nanti pada saat yang tepat atau tenang Nabi akan menegurnya.
Atau ada pandangan lain yang
mengatakan, mungkin juga kalau kita lebih hati-hati, bahwa kondisi atau
perkembangan masyarakat kita sudah berubah, anak-anak bisa jadi lebih pandai
dari kita. Karenanya pola asuhnya harus berubah dan sebisa mungkin agar tidak
memakai kekerasan, dan wajib bahkan tidak menggunakannya. Kita harus berusaha
merasakan kebutuhannya dan merasakan kecintaannya kepada anak. Sehingga memukul
itu bisa menjauhkan kita dari anak.
“Sungguh, Kami telah memberimu
(Muhammad) nikmat yang banyak. Maka laksanakanlah salat karena Tuhanmu,
dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah). Sungguh,
orang-orang yang membencimu dialah yang terputus (dari rahmat Allah).”
QS. Al-Kautsar 1-3
*Seri Habib Quraish Shihab #3
0 Komentar