Generasi Islam Era Now

Oleh: Deni Gunawan

Sebagai umat Islam, kita sepakat bahwa Islam adalah agama yang benar, yang bersumber dari Allah Swt. melalui wahyunya, Al-Quran. Sebagai kitab suci umat Islam, Al-Quran diakui kebenarannya. Sebagaimana diktum yang dimunculkan untuknya, "Al-Quran shahih likulli zaman wa makan". Al-Quran itu benar pada setiap waktu dan tempat. Jika demikian, maka kita telah meyakini bahwa Islam dengan ajaran Al-Quran di dalamnya pasti dan selalu akan benar dan sesuai dengan kondisi dan zaman apapun.
Hari ini, kita hidup di zaman yang disebut zaman milenial atau istilah kerenanya zaman now. Istilah ini ditujukan untuk generasi yang hidup pada zaman di mana perkembangan teknologi informasi, utamanya dalam teknologi komunikasi virtual, sangat cepat. Sejak lahir ke muka bumi mereka telah disuguhi oleh gadget dan perangkat teknologi lainnya yang tentunya berbeda dengan generasi 90-an ke bawah.
Dengan perkembangan teknologi informasi hari ini, yang begitu cepat dan masiv, tentu juga akan berpengaruh pada pola berpikir dan bertindak masyarakat. Jika dulu orang tidak terlalu bergantung pada media, seperti handphone, maka hari ini alat tersebut telah menjadi kebutuhan utama bahkan telah menjadi satu kesatuan bagi manusia. Jika anak-anak dulu masih masiv bermain dengan lingkungan sekitarnya maka sekarang mereka hanya butuh smartphone dan kuota serta cukup beediam di kamar sendirian untuk memainkan itu.

Ilustrasi. Foto: http://ridhwanduan.blogspot.com
Ini artinya, bahwa zaman telah berubah, pola pikir dan gaya masyarakatpun telah bergeser, akibat dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Perkembangan teknologi informasi komunikasi tidak hanya selalu berdampak positif. Di sisi lain juga banyak yang membawa dampak negatif. Kedua hal tersebut adalah hal niscaya yang selalu dihadirkan oleh setiap perubahan.
Teknologi informasi dan komunikasi yang canggih dengan berbagai variannya seperti media sosial dll. tentu telah kita nikmati kebermanfaatannya, tapi di satu sisi tak kalah banyak juga disalahgunakan. Generasi now banyak yang tidak siap dengan pola perubahan ini. Banyak justru ekses negatif yang dikonsumsi. Banyak pelaku terorisme, akibat dari pengaruh media sosial yang dijadikannya contoh satu-satunya pembelajaran. Kasus pornografi, penipuan dan perceraian akibat medsos dll. yang melibatkan generasi muda dan anak-anak banyak bermunculan.
Sementara itu kesadaran belajar ,utamanya belajar agama, melemah. Di samping semua ingin belajar serba cepat dan instan. Akibatnya muncul pemahaman yang setengah-setengah dan tidak tuntas. Kasus ektrimisme atas nama agama yang melibatkan anak-anak muda bisa jadi salah satu dampaknya. Karena merasa teknologi serba canggih ada media sosial seperti Facebook, Twitter, YouTube dll. anak-anak generasi now merasa cukup hanya belajar lewat media tersebut tanpa perlu guru.
Padahal media yang demikian  tidaklah aktif akan tetapi pasif dalam arti memberikan informasi hanya searah atau bahkan tak jarang tak lengkap. Karena itulah seringkali dijumpai anak muda yang dalam beragamanya menjadi aneh dan radikal karena konsumsi beragamanya hanya dari medsos yang sejatinya tidak bisa dijamin sepenuhnya keabsahannya. Padahal belajar dengan guru adalah keharusan dalam Islam.
Dari sini dapat ditangkap bahwa generasi now cenderung ingin belajar simpel dan teknologi adalah hal yang niscaya hari ini. Maka meneguhkan nilai-nilai Islami menjadi penting hari ini di tengah gelombang informasi yang masif. Pendidikan hari tidak bisa tidak juga harus menyesuaikan dengan perkembangan hari ini, jika anak-anak now kecenderungan pada gadget dan medsos maka pendidikan juga harus merasuk pada wilayah ini.
Pendidik tidak bisa tidak harus menguasai teknologi , memahami pola-pola anak zaman now, dengan demikian maka kemudian upaya memasukkan nilai-nilai Islami dan nilai-nilai positif bisa dilaksanakan. Media sosial harus dikuasai dan dipahami betul oleh pendidik, sehingga upaya meletakkan nilai-nilai agama menjadi lebih tepat. Kemampuan ini menjadi penting untuk tetap membangun komunikasi dan hubungan kepada audiens atau murid di dunia virtual, selain dalam ruang-ruang kelas. Nilai-nilai Islam yang benar harus memenuhi setiap lini masa anak-anak now, konten-konten positif harus senantiasa hadir di gadget-gadget mereka, tapi tidak kemudian membuat risih generasi now. Hal ini tentu membutuhkan sinergi  yang tepat oleh setiap pendidik dan tokoh agama, dengan begitu keyakinan "Al-Quran shahih likulli zaman wa makan" menjadi tepat dan benar.
Penulis adalah penikmat kopi jalanan dan penyuka filsafat

Posting Komentar

0 Komentar