“Masak urusan
Pilkada Gusti Allah diajak. Saya tanya, apa arti sampean mengucapkan Allahu
Akbar? Apa, kok nggak ada yang jawab? Allah Maha Besar, sebesar apa Allah kok
sampean mengatakan terbesar? Wong pengajian akbar, masjid akbar, dan
imam besar juga ada, apa Tuhan sebesar itu?” tutur Gus Mus disambut tawa
hadirin saat mengisi pengajian yang digelar oleh LDNU Jawa Barat di Masjid Raya
Jabar, Senin (13/3) malam.
Gus Mus menceritakan bahwa dirinya pernah menggambar planet-planet,
akhirnya ia menyimpulkan bumi itu sebesar biji kacang hijau. Suatu kita Gus Mus
bertemu dengan ilmuan yang mengerti bidang tersebut yang mengatakan terlalu
besar kalau digambarkan dengan kacang hijau, bahkan sebutir debu saja terlalu
besar.
“Lha kalau sebesar debu, saya menerangkan kawan-kawan bagaimana.
Makanya saya besarkan (gambar bumi) sekacang hijau. Sekarang pertanyaanya di manakah
kita?” tutur pengasuh pesantren Raudhatut Thalibin Rembang itu pada acara yang
dihadiri oleh Walikota Bandung dan Kapolda Jabar.
“Ketika Allahu Akbar, di kepala sampean ada siapa? Kalau mengucapkan
Allahu Akbar, tapi di dalam kepada terpikir Haji Sulam Jualan Bubur. Jangan
sembarangan Allahu Akbar dulu, bahwa banyak ulama pingsan karena tahu betapa
kecil kita ini. Bersamaan dengan 7,5 miliar penghuni di kacang hijau yang sudah
saya besar tadi,” sambung Gus Mus.
Gus Mus tertawa kalau ada orang yang sombong dalam kacang hijau. Ada
yang merasa seperti Gusti Allah. Kalau dia marah dipikir Allah juga marah,
kalau dia geram, dia pikir Allah juga geram. “Bandung saja tidak kelihatan,
apalagi TPS-TPS. Allahu sebesar itu, tapi disuruh ngurusi Pilkada,
berani sekali orang-orang Indonesia ini. Jangan mengatakan Allahu akbar, tapi
merasa dirinya lebih besar dengan yang lain,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut Gus Mus mengutip pendapat kakaknya yakni
Kiai Kholil Bisri, “Kalau tidak bisa mengetahui bagaimana besarnya Allah,
sudahlah maknai Allahu Akbar aku sangat kecil sekali.”
Gus Mus mengakui bahwa memang sukar apabila mengecilkan diri
sendiri, apalagi bagi yang mempunyai jabatan. “Jadi kita itu bagaimana,
mengecilkan diri sendiri tidak bisa, membesar Tuhan tidak mampu,” jelasnya
disambut hening oleh hadirin yang juga memenuhi alun-alun kota Bandung. (M.
Zidni Nafi’)
0 Komentar