Sebagian orang mungkin pernah bertanya, atau
mungkin masih bertanya-tanya kenapa al-Qur’an harus berbahasa Arab? Padahal kan
umat Islam tidak hanya bangsa Arab yang menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa
ibunya. Bukankah hal demikian justru menyulitkan umat Islam selain Arab dalam
memahami bahasa al-Qur’an? Atau mungkin juga sebagian berpikir bahwa Allah
tidak adil kepada umat Islam selain Arab.
Tentu pertanyaan-pertaanyaan demikian wajar adanya.
Sebagai umat muslim bukan Arab, atau khususnya umat Islam Indonesia, tentu hal
demikian pasti menjadi kebingungan sendiri. Meski demikian, tidak lantas
kesimpulannya bahwa Allah diskriminatif kepada umat Islam bukan Arab. Nah untuk
ini, Habib Quraish Shihab punya jawabannya.
![]() |
| Ilustrasi Gambar al-Qur'an Berbahasa Arab. Foto: http://bayufathy.com |
Baginya, al-Qur’an adalah firman-firman Allah,
kalau Allah berfirman maka pasti ada manfaat di baliknya. Ia menyebutkan bahwa salah satu manfaat itu adalah bahwa ketika seseorang membaca al-Qur’an
seakan-akan Allah bercakap-cakap padanya. Jika seseorang berdo’a, seakan-akan
ia sedang bercakap-cakap pada Allah.
Habib Quraish menjelaskan bahwa al-Qur’an itu hidup
dan ‘memberi kehidupan’. Karenanya seseorang perlu mengenal Allah. Ia perlu
mengenal tuntunan-Nya, dan kita perlu mencintai-Nya. Kalau seseorang paham
maksud Al-Qur’an. Maka al-Qur’an lebih akan terasa keindahannya, keindahan
redaksinya, keindahan tuntunannya, serta kehebatan bukti-bukti yang
dipaparkannya. Sehingga, umumnya orang yang bisa menghayati Al-Qur’an tidak
akan pernah bosan-bosan membaca Al-Qur’an. Karena itu kita perlu mendidik atau
mengajar anak sambil menanamkan untuk cinta pada Al-Qur’an.
Di sini Habib Quraish menjelaskan bahwa sebab
al-Qur’an bahasa Arab adalah agar manusia di manapun senantiasa terus mau
belajar dan memahami al-Qur’an. Pertama-tama seseorang harus memahami bahasa
asalnya, bahasa Arab. Setelah ia memahami, maka ia dianjurkan untuk memahami
isi dari al-Qur’an.
Karena itu, salah satu alasan kenapa al-Qur’an dalam bahasa
Arab adalah agar dipahami dan dipelajari. Selain tentu karena nabi adalah orang
Arab yang berbahasa Arab, maka logis jika al-Qur’an diwahyukan dalam bahasa
Arab. Di sisi lain bahwa al-Qur’an harus senantiasa terjaga dan terpelihara,
maka menjaga al-Qur’an dengan menjaga bahasa aslinya adalah salah satu upaya
rasional bagi kemurnian al-Qur’an.
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran
dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan
petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. “
QS. Yunus: 57
*Seri Habib Quraish Shihab #4


0 Komentar