Makanan “Thayyiban” dalam Pandangan Kesehatan

Bersama Minatul Aini, S.Ked

Salam sehat sahabat.

Ini adalah bahasan pertama kita mengenai titik temu Sains dan Medis. Kali ini kita akan membahas tentang kriteria makanan yang dianjurkan dalam islam dan sudut pandang dari kesehatan, dan nanti fokus ke makanan yang thayyib atau makanan yang baik.


 Islam itu sungguh sempurna ya, tentang makanan saja sudah diatur dari jenisnya, cara mengolah dan cara mendapatkannya. Allah memerintahkan suatu hal yang terdapat dalam Al-Qur’an pasti ada manfaat kebaikannya untuk manusia. Tujuannya tidak lain untuk kebaikan yaitu menghindarkan dari bahaya dan memberikan manfaat, bukan untuk membatasi kebebasan manusia.

Ayat dibawah ini (QS Al-Baqarah: 168) menjelaskan tentang perintah makan makanan yang halal dan baik.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ كُلُوا۟ مِمَّا فِى ٱلْأَرْضِ حَلَٰلًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا۟ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيْطَٰنِ ۚ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ

Artinya :
Wahai manusia, makanlah dari apa yang ada di bumi yang halal dan baik , dan janganlah kamu mengikuti langkah syetan, sesungguhnya dia adalah musuh yang nyata bagimu.

Dari ayat ini, kita ketahui ada dua jenis makanan yaitu makanan yang halal dan thayyib (baik). Makanan yang halal adalah makanan yang tidak diharamkan oleh agama. Makanan dikatakan halal jika halal secara zat, halal cara mendaptkannya dan halal cara mengolahnya.




Bagaimanakah makanan yang baik itu ?

Makanan dikatakan baik jika baik menurut kualitas dan kuantitasnya.

Pertama, kita akan membahasa makanan yang baik secara kualitas. Makanan secara kualitas dikatakan baik jika komposisi gizi nya lengkap. Makanan dengan gizi lengkap adalah makanan yang mengandung karbohidrat, lemak, proteinm, vitamin dan mineral. Ada lagi nih jika ingin kualitas makanan Anda lebih sempurna, yaitu jika komposisi makanan tadi sesuai dengan jumlah yang ideal menurut kesehatan.

Maksudnya adalah dalam 1 porsi makan sebaiknya ada presentase seperti tabel disamping  (untuk vitamin dan mineral secukupnya).

Sobat, ternyata Kementrian Kesehatan RI juga sudah memberikan edukasi mengenai isi piring yang bisa dicontoh dalam mengatur komposisi makanan yang seimbang.



Ohya sobat, selain komposisinya harus lengkap, makanan yang kualitasnya baik adalah makanan yang tidak menimbulkan penyakit dalam tubuh manusia. Contohnya adalah makanan yang bersih, tidak mengandung zat toksik atau racun, tidak mengandung zat karsinogenik (penyebab kanker), tidak menimbulkan alergi dan lain-lain.

Kedua, kita akan membahas makanan yang baik secara kuantitas adalah makanan yang proporsional. Artinya makanan ini tidak terlalu sedikit dan tidak berlebihan. Dalam islam makanan proporsional ini dikatakan mengisi 1/3 isi lambung, karena 1/3 isi lambung lainnya untuk minuman dan 1/3 sisanya untuk udara. Sahabat bisa lihat gambar dan bunyi hadits di bawah ini ya...

Memangnya kenapa makan harus 1/3 dari isi lambung ya?


Oke. Rasulullah memberikan anjuran sudah pasti ada manfaat kebaikannya. Kita tidak boleh makan dengan porsi yang berlebihan, karena ada beberapa mudharatnya. Dari segi kesehatan jika kita makan berlebihan maka akan timbul beberapa penyakit, misalnya obesitas, hiperlipidemia, hiperkolesterolemia (orang awam biasa menyebut penyakit kolesterol) dan lain-lain.



Nah, obesitas ini selanjutnya bisa menyebabkan penyakit jatung koroner, sumbatan pembuluh darah, stroke, Diabetes Mellitus (DM), dan penyakit metabolik lainnya.

Selain timbulnya penyakit, ada kerugian jangka pendek dari makan berlebihan, yaitu kekenyangan. Saat kekenyangan biasanya kita akan mudah mengantuk. Padahal saat itu mungkin kita ingin belajar atau mengerjakan tugas-tugas kita. Nah, jadi terbengkalai semua kan agenda kita gara-gara ngantuk.

Cukup sekian semoga bermanfaat. Jaga kesehabat sahabat.

Posting Komentar

0 Komentar