ISLAMNET.ID, Jakarta-Prof Dr. Amani Lubis MA dilantik sebagai Rektor Universitas Islam Negeri
(UIN) Jakarta. Selain, UIN Jakarta Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin juga
melantik dua pimpinan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) lainnya.
Pelantikan dilaksanakan di Operation Room Kantor Kemenag Jalan Lapangan
Banteng Barat 3 – 4, Jakarta.
Ketiga pimpinan PTKIN yang dilantik sebagaimana tercantum pada Keputusan
Menteri Agama RI Nomor: B.II/3/00429, B.II/3/00430, dan B.II/3/00431 yaitu:
Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, M.A sebagai Rektor Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. H. Sumanta, M.Ag sebagai
Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syek Nurjati Cirebon, dan Dr.
Inayatillah, S.Ag, M.Ag sebagai Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Tengku
Dirundeng Meulaboh.
Hadir sebagai saksi, Sekretaris Jenderal Kemenag M. Nur Kholis Setiawan
dan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kamaruddin Amin.
![]() |
Prof. Dr. Amani Lubis MA. Foto: bincangsyariah.com |
Dalam kesempatan tersebut, Menag Lukman menyampaikan lima pesan bagi pimpinan PTKIN.
Pertama, Menag berharap agar para pimpinan PTKIN menjaga tradisi akhlak
Islami dan intelektual yang terus berkembang di kampus-kampus PTKIN. “Karena
kita Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri, maka sebebas apa pun
intelektualitas kita berkembang, sebebas apa pun kita menggali ilmu
pengetahuan, saya ingin seluruhnya harus bertumpu pada akhlak,” pesan Menag.
Tidak hanya bertumpu, tandasnya, tapi juga setiap pengembangan
intelektual yang dilakukan PTKIN harus berorientasi pada terwujudnya masyarakat
yang berakhlak baik. “Dan tentu itu tetap dengan menjaga kehidupan
intelektualitas kampus sebagaimana lazimnya perguruan tinggi,” kata Menag.
Kedua, terkait dengan moderasi beragama Menag menginginkan PTKIN menjadi
kampus-kampus terdepan dan berkelas dunia. Untuk itu menurut Menag ada dua hal
yang harus dilakukan oleh PTKIN agar menjadi world class university.
Langkah pertama, civitas PTKIN harus akrab dengan persoalan aktual yang
ada di masyarakat. Karena menurutnya, perguruan tinggi bukanlah menara gading.
“Saya minta PTKIN harus lebih proaktif untuk speak out, speak up merespons
persoalan masyarakat. Khususnya dalam masalah agama dan persoalan
kemasyarakatan pada umumnya. Dan dalam merespons permasalahan itu tetaplah
bertumpu pada moderasi beragama,” kata Menag.
Moderasi beragama menurut Menag perlu dilakukan, karena saat ini
masyarakat dihadapkan pada tarikan paham-paham keagamaan yang sangat
konservatif sehingga seolah tercerabut dari realitas kekinian. “Di sisi ekstrem
yang lain juga berkembang paham liberal, yang juga sesungguhnya tercerabut dari
realitas kehidupan keagamaan dan keindonesiaan kita,” imbuh Menag.
Ketiga, Menag berpesan agar para pimpinan PTKIN selain berorientasi pada
kuantitas juga harus lebih menitikberatkan pada kualitas. “Kualitas lebih
diutamakan dalam banyak hal. Agar PTKIN memiliki kekhasannya, di mana Saudara
menjadi pimpinannya,” kata Menag.
Keempat, Menag meminta pimpinan UIN Syarif Hidayatullah, IAIN Syekh
Nurjati Cirebon, dan STAIN Meulaboh untuk memfokuskan diri pada tata kelola
kelembagaan. “Benahi tata kelola kelembagaan, khususnya manajemen organisasi
dan manajemen keuangan,” tegas Menag.
Kelima, Menag meminta pimpinan PTKIN untuk menjaga kebersamaan di
lingkungan kampus yang dipimpinnya. Suasana kebersamaan yang dibangun
diharapkan Menag dapat menjadikan visi misi PTKIN dapat lebih mudah terwujud.
“Kepemimpinan Saudara diharapkan dapat mengayomi semua entitas yang ada dalam
perguruan tinggi yang Saudara pimpin,” pesan Menag.
Sumber: oranyenews.com
0 Komentar