Kalau Bersedekah, Pemberi atau Penerima Yang Harus Berterimakasih?

Oleh: Deni Gunawan
Kalau kita sering jalan-jalan ke pasar, atau saat melewati lampu merah di kota-kota  besar, akan sering kita jumpai orang yang minta-minta. Biasanya, hati kecil kita terenyuh dan tak tega kalau-kalau tak membagi sedikit apa yang kita miliki.

Setelah member biasanya ada perasaan puas dan senang karena telah bisa memberi. Artinya bahwa kita mampu memberikan pertolongan kepada orang lain, lebih-lebih yang membutuhkan.

Foto: mandiriamalinsani.or.id

Lain cerita ketika kita sudah member, tapi si penerima kadang ada yang tidak berterimakasih kepada kita, kadang justru ada yang memasang muka jutek karena uang yang kita bagi sedikit dalam ukurannya. Nah, kalau demikian, maka siapa sih sebenarnya yang harus berterima kasih dalam hal ini, penerima atau pemberi jika ditinjau dari sudut pandang Islam?

Menurut Habib Quraish Shihab, dari satu sisi perlu ditekankan bahwa bersedekah atau memberi itu bagaikan berjabat tangan. Kita merasakan betul kehangatan tangan yang dijabat tersebut, dia pun merasakan kehangatan tangan kita. Karena itu dalam konteks ini sejatinya kedua belah pihak harus pandai saling berterimakasih.

Kedua,dari sisi yang memberi juga harus pandai bersyukur, ini karena apa yang kita beri sesungguhnya masih dan sudah ada yang mau menerima, sehingga dengan penerimaannya itu diharapkan dia memperoleh ganjaran dari Allah Swt.

Selain itu, menurut Habib Quraish, kenapa sedekah itu dinamai sedekah? Ini karena sedekah diambil dari kata shidiq yang bermakna benar dan jujur. Dengan demikian, intinya pemberi sedekah baru diterima dan direstui oleh Allah kalau sedekah itu keluar dari hati yang ikhlas dan jujur.

Ada satu ungkapan dari Sayyidina Ali yang perlu direnungkan, “berterimakasihlah kepada orang yang menerima pemberian kamu, karena boleh jadi suatu ketika kamu akan memberinya kamu sudah tidak mampu, boleh jadi juga kamu masih mampu tapi yang bersangkutan sudah mampu dan tidak jadi memberikannya”.

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
QS. At-Taubah: 103
                             

*Seri Habib Quraish Shihab #11

Posting Komentar

0 Komentar