Kita meyakini bahwa Allah Swt adalah Zat Yang Maha
Adil. Tidak ada lagi sesuatu yang paling adil melebihi Zat Allah Swt. Kita
sebagai orang beriman tidak akan pernah meragukan hal tersebut.
Meski kita yakin akan keadilan Allah Swt dan
mustahil bagi-Nya berbuat Zalim. Akan tetapi,
kadang-kadang kita sering kebingungan dan bertanya-tanya. Kenapa kok masih ada
ornag miskin di dunia ini? Kenapa kok Allah membuat perbedaan di antara manusia
dengan memberikan rezeki yang berbeda-beda, kanapa ada si kaya dan ada si
miskin? Bukankah ini menunjukkan bahwa Allah sedang tidak berbuat adil?
![]() |
Foto: kaskus.co.id |
Pertanyaan itu kadang-kadang muncul dalam setiap
individu manusia. Hal ini memang sebuah kewajaran dan mesti dicarikan
jawabannya agar hasrat akal mengetahui sesuatu bisa tertuntaskan oleh jawaban
yang dapat diterima.
Bagi Habib Quraish Shihab, pertama yang harus
dipahami, kemiskinan itu ada dua macam bentuknya, ada kemiskinan materi, ada juga kemiskinan rohani. Bisa jadi orang yang kaya secara materi akan tapi miskin rohaninya, ini yang akan membuat dia tidak akan bahagia.
Sementara itu, bisa
jadi orang miskin secara materi namun kaya rohaninya, ini akan membuat dia akan bahagia. Kedua, mengapa ada kemiskinan? Menurut Habib, kita ini adalah makhluk sosial,
kita tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup tanpa bantuan
orang lain. Dengan demikian ini berarti hidup
adalah kerjasama. Pada intinya jika kita berbicara soal
kemiskinan dan kekayaan, poin utamanya adalah
hal tersebut diperoleh melalui usaha.
Allah dalam Al-Qur’an berfirman, “tidak ada makhluk yang bergerak, kecuali
Allah jamin rezekinya”, sebenarnya terlalu banyak miskonsepsi dalam hidup
manusia. Satu contoh misalnya, orang sering bilang tentang keterbatasan sumber
daya alam, padahal alam “tidak terbatas”, tapi sejatinya kemampuan mengelola manusialah
yang terbatas.
Sementara itu, perlu ditekankan bahwa tanggung jawab sosial juga ada bagi yang memiliki
kelebihan. Karena di Islam itu ada zakat. Zakat diberikan bukan
untuk memenuhi kebutuhan sehari dua hari semata,
akan tetapi itu diberikan untuk menjadi modal kerja, sehingga penerima zakat ke depannya bisa menjadi
pemberi zakat sebagaimana yang meberi.
Penting diingat, jangan selalu menyalahkan Tuhan, jangan juga suka menyalahkan orang lain atas kondisi kita sendiri. Terkait konteks mengentaskan kemiskinian itu tidak selalu dalam bentuk memberi
bantuan dalam bentuk materi. Berilah mereka bantuan dalam bidang pendidikan. Tumbuhkan pemahaman serta konsep yang utuh mengenai kemiskinan, ini bisa melalui kejadian yang dialami. Tumbuhkan juga
tanggung jawab kita untuk mengentaskannya.
“Dan tidak ada
suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allahlah yang memberi rizkinya dan
Allah mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya.
Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)”
QS. Huud: 6
*Seri Habib Quraish Shihab #14
0 Komentar