Oleh: Deni
Gunawan
Seringkali sebagian dari kita masih bertanya-tanya,
kenapa ada orang yang agamanya beda-beda, bukankah semua agama selalu
mengajarkan kebaikan? Kenapa agama tidak satu saja kalau memang intinya adalah
kebaikan?
Hal-hal di atas seringkali menjadi pemicu bagi
intoleransi yang bermuara pada konflik jika tidak didudukkan dalam posisi yang
tepat. Memang, isu tersebut sudah sering dibicarakan dan didiskusikan baik dari
diskusi yang paling intelektual sampai yang paling ‘murah’ di warung-warung
kopi.
![]() |
Ilustrasi. Foto: misscurhat.wordpress.com |
Menurut Habib Quraish Shihab, pertama yang
harus disadari oleh semua orang adalah bahwa keragaman adalah suatu keniscayaan
yang patut diterima dengan penuh syukur sebab kalau Tuhan menghendaki semua orangb
satu agama saja, maka tentu bisa saja, itu sangat mudah bagi Allah.
Pertanyaannya, kenapa
Tuhan tidak mau menyamakan agama manusia? Habib menjelaskan itu karena Tuhan ingin memberi manusia kebebasan untuk
memilih sesuai dengan nurani dan pandangannya. Kalau Tuhan mau semua orang sama, tentu manusia
tidak akan diberi kemampuan memilih dan memilah. Perbedaan itu
adalah kehendak Tuhan. Maka tergantung manusia,
karena manusia meyakini itu adalah kehendak
Tuhan dan Tuhan enggan memaksa orang untuk menganut agama tertentu maka ia juga harus bersikap toleran dan bekerjasama untuk
kebaikan.
Atau dalam bahasa sederhana, ‘silahkan menganut
agamamu, saya menganut agamaku, mari kita hidup damai
untuk bekerjasama dalam hal-hal kebaikan’. Dalam konteks
anak-anak perbedaan biasanya adalah hal yang tidak menyenangkan. Karena itu
perlu mengajarkan anak cara menerima dan menghormati perbedaan.
Itu sebabnya jangan suka menjelekkan agama orang
lain. Kiita bisa meyakini apa yang kita anggap benar, kita yang baik dan yang
lain buruk, cukup dalam hati sendiri saja tidak perlu diungkapkan ke objek yang
bersangkutan.
Aqidah, menurut Habib, dan puncaknya dalam Islam
yaitu keyakinan tentang keesaan akan Allah itu digambarkan seperti pohon yang
akar-akarnya tertunjang ke bawah, tidak harus terlihat, akan tetapi buahnya
menjulang ke atas dan bisa memberikan manfaat setiap saat.
“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat
yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke
langit”
QS. Ibrahim: 24
*Seri Habib Quraish Shihab #7
0 Komentar