Kenapa Nabi Berperang, Bukankah Perang Itu Tidak Baik?

Oleh: Deni Gunawan
Islam itu agama damai. Islam mengajarkan kepasarahan dan ketundukan kepada Allah Swt. Di dalam ajarannya Islam selalu menekankan untuk cinta kasih kepada sesama. Islam melarang untuk berbuat zalim dan kasar kepada yang lain. Islam melarang peruskan dan kerusuhan serta kekerasan. Karena itu, Islam diturunkan dari langit sebagai agama yang rahmatan lil ‘alamin, yakni memberikan rasa tenang, kasih sayang, kedamaian pada semua penghuni alama jagat raya ini.

Akan tetapi, meski Islam sering didengungkan sebagai agama yang penuh kedamaian. Di lapangan kita temukan orang-orang yang menganut agama Islam tetapi suka meneror, memusuhi serta memerangi orang lain. Hal ini tidak dapat dipungkiri, bahwa asumsi mereka melakukan hal demikian karena perintah Tuhan yang dianggap bersumber dari teks-teks al-Qur’an yang menyuruh memerangi orang-orang kafir dan sebagainya.

Ilustrasi Peperangan Masa Nabi. Foto: bogor.tribunnews.com

Di samping itu, sejarah juga mencatat bahwa Nabi Muhammad Saw., sebagai panutan dalam hidupnya juga pernah beberapa kali berperang melawan lawan-lawannya. Padahal, di awal sudah disepakati, jika Islam agama yang penuh damai, cinta kasih, cinta kepada kebaikan, lalu kenapa malah Nabi berperang, bukankah perang itu tidak baik? Dan bukankah ini menunjukkan sebaliknya, bahwa Islam yang damai itu berkontradiksi dengan sikap Nabi yang pernah beberapa kali berperang itu?

Terkait persoalan di atas, perlu memang memusatkan pikiran dan kehati-hatian dalam membaca masalah serta menyimpulkannya. Karena bagaimanapun Islam adalah agama damai, dan Nabi adalah manusia luhur. Karena itu, mustahil kiranya jika apa yang diajarkan oleh Islam bertentangan dengan apa yang dicontohkan oleh Nabi.

Habib Quraish Shihab menjelaskan bahwa, pada prinsipnya, agama-agama di dunia  selalu mendambakan kedamaian, Islam ditinjau dari namanya saja telah menunjukkan pada kita akan dambaan terwujudnya perdamaian. Menurutnya, kalau kita berbicara tentang perang, kita tidak bisa serta merta mengatakan bahwa perang itu selalu buruk, adakalanya tidak jarang juga kita butuh untuk melakukan peperangan dalam konteks menghadapi kejahatan atau ketidakadilan.

Misalnya, keharusan berperang itu seperti, “kita harus perangi penyakit”, “kita harus perangi narkoba”, “kita harus perangi kemiskinan”, lalu “kita harus perangi orang-orang yang melakukan penganiayaan sehingga hak-hak kita, hak-hak kemanusiaan terlanggar”, inilah yang sejatinya juga telah dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw.

Menurut habib, alasan Rasul berperang adalah untuk memerangi orang-orang yang melakukan penganiayaan sehingga hak-hak asasi manusia terlanggar. Al-Qur’an sendiri menyatakan, ‘diwajibkan atas kamu perang wahai kaum muslimin, walaupun perang itu tidak kamu sukai, tapi kita terpaksa’, itu juga sebabnya dalam sejarah Nabi, seringgkali Nabi pada saat sudah keluar ke medan perang namun di tengah jalan peperangan tidak jadi terlaksana karena terdapat opsi lain untuk mencapai perdamaian.

Karena itu dalam perang, Islam memiliki syarat-syaratnya sendiri, misalnya Islam melarang membunuh anak kecil, orang tua, wanita, serta melarang untuk menghancurkan rumah ibadah, karena tujuan perang dalam Islam adalah menghalangi orang yang berupaya untuk menghambat tegaknya hak-hak asasi manusia.

Habib menegaskan bahwa kita harus paham bahwa, ketika Islam atau ketika Nabi menghadapi orang-orang yang dihadapinya, yang diperanginya itu bukan orangnya, karena itu dalam etika Islam, mereka yang sudah menyerah tidak boleh diganggu, tawanan yang ditawan harus diperlakukan sebaik mungkin, dan yang sakit harus diobati. Sebab etika perang dalam Islam menunjukkan bahwa yang diperangi bukanlah manusiannya namun kelakuan manusia tersebut. 

Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.
 QS. Al-Baqarah: 216



*Seri Habib Quraish Shihab #13

Posting Komentar

0 Komentar