MUI, NU dan Muhammadiyah Kunjungi Muslim Uigur Xinjiang

ISLAMNET.ID, Urumqi-Perwakilan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muhammadiyah, dan Nahdlatul Ulama akan mengunjungi wilayah Otonomi Xinjiang-Uighur (XUAR), China, rumah bagi etnis minoritas Uighur dan lainnya. Silaturahmi akan mulai dilaksanakan pertengahan pekan ini.

Perwakilan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muhammadiyah, dan Nahdlatul Ulama akan mengunjungi wilayah Otonomi Xinjiang-Uighur (XUAR), China, rumah bagi etnis minoritas Uighur dan lainnya. Silaturahmi akan mulai dilaksanakan pertengahan pekan ini.

Delegasi NU, MUI, dan Muhammadiyah bertemu dengan Deputy Chairman China Islamic Association dan Presiden Xianjing Islamic Institute Abdurakib bin Tumurniyaz. Foto: NU Online

Kunjungan itu merupakan gagasan dari pihak China yang didanai oleh China International Publishing Group (CIPG), menyusul maraknya pemberitaan mengenai dugaan pelanggaran hak asasi manusia terhadap Muslim Uighur dan bagaimana masyarakat di Indonesia bereaksi atas kabar tersebut.

"Kami dari MUI telah meminta agar China memberikan akses untuk bersilaturahmi dengan pemerintah di Xinjiang," kata KH Muhyiddin Junaidi, Ketua Bidang Pendidikan dan Kaderisasi MUI selaku pemimpin delegasi di Wisma KBRI Beijing kepada beberapa jurnalis Indonesia, Selasa (18/2), seperti dikutip dari Merdeka. 

"Kita ingin tahu dan meyakinkan kabar yang tersebar, apakah benar ada persekusi ulama, penghancuran rumah ibadah dan pembatasan beribadah di sana, yang mana kabar itu menimbulkan kekecewaan besar terhadap muslim di Indonesia," lanjut Muhyiddin.

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Robikin Emhas mengatakan, maksud dan tujuan dari berangkatnya delegasi PBNU ke Provinsi Xinjiang China adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat tentang keadaan Muslim Uighur, yang dalam pemberitaan media internasional mengalami represi.

Robikin, Ketua PBNU bersama delegasi. Foto: NU Online

“Intinya, tanpa bermaksud mencampuri urusan dalam negeri RRT (Republik Rakyat Tiongkok) kami ingin mendapatkan informasi akurat bagaimana keadaan umat Islam di Tiongkok, khususnya Muslim Uighur,” kata Robikin sebagaimana dilansir NU Online, Kamis (21/2).

“Termasuk apakah mereka memiliki kebebasan menjalankan peribadatan sebagaimana dijamin konstitusi Tiongkok,” lanjutnya. 

Selama di Xinjiang mereka akan menjalani berbagai rangkaian kegiatan. Pada hari ini, Kamis (21/2), rombongan bertemu dan dialog dengan otoritas Xianjing Islamic Institute. Selain itu, rombongan juga berkunjung ke tempat dimana dokumentasi serangan terorisme dan kekerasan Xianjing dipamerkan.

Posting Komentar

0 Komentar