Apa Manfaat Merayakan Tahun Baru Hijriah?

Oleh: Deni Gunawan

Umat Islam biasanya menyambut dua tahun baru di dalam hidupnya setiap tahun. Pertama tahun baru Masehi yang juga dirayakan semua orang, kedua tahun baru Hijriah, yaitu tahun baru khusus dalam kalender Islam.

Setiap menyambut tahun baru orang biasanya menyambutnya dengan berbagai bentuk cara, ada yang sekadar berharap di tahun baru esok akan lebih baik lagi, ada yang berpesta ada yang berdoa dengan syukuran dan lain-lain.

Anak-anak merayakan tahun baru Hijriah. Foto: sukabumizone.com


Sementara itu, umat Islam biasanya menyambut tahun baru hijriah dengan penuh suka cita, berdoa. tabligh akbar dan macam-macam bentuk syukur kepada Allah karena telah melewati tahun sebelumnya dengan penuh kenikmatan dari Allah, dan berharap tahun hijrah ke depannya dapat lebih baik lagi.

Sebagian orang mungkin bertanya-tanya, apakah benar tahun baru Hijrah atau Hijriah itu Nabi Muhammad Saw., melakukan hijrah? Lalu apa manfaatnya merayakan tahun baru Hijrah? Habib Quraish Shihab menjelaskan, pertama yang harus dipahami adalah hijrah itu adalah meninggalkan yang buruk karena tidak senang padanya, menuju upaya meraih yang baik. Dengan makna ini, hijrah masih berlaku sampai sekarang. 

Dahulu saat Nabi Saw berhijrah, Nabi meninggalkan kota Makkah bukan dengan hati senang, tetapi hal tersebut terpaksa dilakukannya karena perlakuan buruk masyarakatnya. Nabi Saw, sangat sering memerintahkan sahabat-sahabatnya untuk pergi berhijrah. Sayyidina Abu Bakar pernah ingin berhijrah, lalu Nabi Saw berkata, tunggulah sampai saya dapat izin, siapa tahu ada yang menemani kamu. Dengan demikian baik Nabi dan Abu Bakar mereka menunggu izin Allah Swt untuk berhijrah. 

Perlu dipahami bahwa Nabi berhijrah tidak ujug-ujug begitu saja, Nabi berhijrah dengan melakukan berbagai persiapan yang matang. Persiapan pertama adalah membeli dua ekor unta. Saat akan berangkat beliau juga mencari penunjuk jalan, sebab mereka akan melewati jalan yang tidak biasa menuju Madinah, uniknya penunjuk jalan hijrahnya Nabi adalah  seorang non-Muslim. 

Hijrah Nabi adalah langkah pertama dalam pembentukan peradaban di kota Madinah. Yang terlibat dalam hijrah ke kota Madinah itu selain Nabi adalah Sayyidina Ali, beberapa perempuan, ada juga penunjuk jalan, ada yang ditugaskan menghapus jejak. Sekali lagi  hijrah yang dilakukan oleh Nabi tidak serta merta terjadi tanpa persiapan begitu saja. 

Dalam proses hijrah Nabi, banyak sekali pihak yang terlibat di dalamnya yang berasal dari berbagai kalangan, di antaranya; pemuda (Sayyidina Ali), orang tua (Sayyidina Abu Bakar), wanita, laki-laki, muslim maupun non muslim. 

Dengan demikian, peringatan tahun baru Hijriah merupakan momentum untuk mengingat kembali pelajaran-pelajaran penting dalam proses hijrah Nabi tersebut, apa yang dicontohkan oleh rasulullah Saw maupun tokoh-tokoh lain yang terlibat di dalamnya. Karena itulah saat Sayyidina Umar menjadi Khalifah beliau setuju menjadikan hijrah rasul sebagai awal penanggalan hijriah untuk mengingat semua perjuangan hijrah Nabi. Itulah hikmah atau manfaat merayakan tahun baru Islam.

Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.


QS. An-Nisa: 100


*Seri Habib Quraish Shihab #16

Posting Komentar

0 Komentar